Hardiknas 2025, 6 Amanat Penting, Energi Baru Pendidikan di Jawa Barat
Bandung, 2 Mei 2025, langit cerah nyaris tanpa awan menaungi Rindam 3 Siliwangi pagi tadi. Sinar matahari turun tajam, memantul dari lantai lapangan
upacara yang perlahan memanas. Hari itu, bukan hanya cuaca yang terasa
membakar, tetapi juga semangat para peserta upacara dalam memperingati Hari
Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang membara dan tak kalah hebatnya.
Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah
Jawa Barat, berkesempatan hadir langsung dalam upacara tersebut. Sejak pagi,
para tamu undangan mulai berdatangan. Guru-guru dari berbagai penjuru daerah,
siswa-siswa terpilih, tokoh-tokoh pendidikan, dan perwakilan organisasi
profesi. Semua datang dengan satu semangat, merayakan dan merenungkan kembali
makna perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Meski panas menyengat tanpa kompromi, tak sedikit pun tampak surut
semangat dari para peserta upacara. Wajah-wajah penuh dedikasi tetap berseri di
tengah udara yang kurang bersahabat. Seragam tetap rapi, langkah tetap mantap, dan ketika
lagu Indonesia Raya berkumandang, semua berdiri dengan tegap dan bangga. Sebuah
pemandangan yang menyentuh hati, bahwa pendidikan memang lahir dari ketekunan
dan semangat yang tak mudah goyah.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Barat menyampaikan pesan yang
mendalam. Ia menekankan kembali arah pembangunan pendidikan melalui Gapura
Panca Waluya—sebuah visi yang ingin melahirkan generasi Jawa Barat yang Cageur
(sehat), Bageur (berakhlak baik), Bener (benar), Pinter (cerdas), tur Singer
(tangguh dan kreatif). Pendidikan tak lagi hanya bicara soal akademik, tetapi
juga karakter, spiritualitas, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Secara khusus, Gubernur menyampaikan 6 Amanat Penting kepada seluruh
insan pendidikan Jawa Barat:
1. Tidak menyelenggarakan kegiatan di luar pembelajaran sebagai berikut:
a. Study Tour atau kegiatan sejenisnya ke luar Provinsi Jawa Barat
b. Outing class atau kegiatan lain yang berbiaya tinggi;
c. Wisuda/perpisahan siswa dan kegiatan bersifat seremonial lain yang berbiaya
tinggi;
d. Kegiatan serupa lainnya yang tidak termasuk kurikulum dan tidak bersifat wajib.
2. Kegiatan Studi Tour atau kegiatan sejenisnya hanya dapat dilaksanakan di dalam wilayah Provinsi Jawa Barat, dengan tujuan untuk membentuk karakter siswa serta meningkatkan wawasan pendidikan. Lokasi studi banding dibatasi pada pusat ilmu pengetahuan, perguruan tinggi, pusat kebudayaan, dan destinasi wisata edukatif lokal.
3. Study Tour atau kegiatan sejenisnya sebagaimana pada point 2 dilaksanakan dengan terlebih dahulu melaporkan dan mendapat persetujuan dari Perangkat Daerah setempat sesuai dengan kewenangannya;
4. Kegiatan wisuda/perpisahan siswa hanya dapat diselenggarakan apabila tidak menimbulkan beban biaya kepada orang tua/wali siswa. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara sederhana, bersifat kreatif, edukatif, dan mencerminkan nilai-nilai kebersamaan serta keberhasilan belajar;
5. Bagi satuan pendidikan yang belum memperoleh program makan bergizi, peserta didik diimbau untuk membawa bekal makanan bergizi seimbang dari rumah;
6. Mendorong pelaksanaan pendidikan karakter, belanegara, dan disiplin bagi peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA/MAK,SLB bekerja sama dengan jajaran TNI AD di wilayah masing-masing, baik untuk peserta didik pada umumnya, maupun bagi peserta didik yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus.
Momen paling menggetarkan hati terjadi ketika sejumlah insan pendidikan yang telah mengharumkan nama Jawa Barat diberi penghargaan langsung oleh Gubernur. Di antaranya, dengan penuh rasa bangga, salah satu anggota IGI Jawa Barat dipanggil ke depan panggung kehormatan. Beliau adalah Ibu Lia Laela Sarah, yang mendapatkan penghargaan sebagai Guru Berprestasi Tingkat Internasional Tahun 2025. Prestasi ini bukan hanya milik beliau semata, tapi juga menjadi kebanggaan seluruh guru di Jawa Barat, bahkan Indonesia.
Riuh tepuk tangan bergema ketika Ibu Lia menerima piagam dan plakat kehormatan. Ini bukan sekadar penghargaan pribadi, melainkan simbol bahwa perjuangan dan dedikasi guru-guru Indonesia, meski sering dalam sunyi dan keterbatasan, akan selalu menemukan jalannya untuk dihargai dan diakui.
Peringatan Hardiknas kali ini bukan sekadar upacara rutin, melainkan juga titik tolak perubahan menuju pendidikan yang lebih berkarakter, inklusif, dan berkeadilan.
Hari itu ditutup dengan refleksi bahwa pendidikan adalah jalan panjang yang tidak mudah, tetapi mulia. Bahwa di balik panas dan peluh yang terasa sampai ke ubun-ubun, selalu ada kesegaran yang muncul dari rasa cinta kepada negeri dan generasi masa depan.
Jika hari ini kita bisa berdiri bersama di tengah panas yang menyengat demi pendidikan, maka tak ada alasan untuk berhenti melangkah esok hari, saat tantangan yang lebih besar mungkin datang menghampiri. Kami percaya, selama guru-guru di negeri ini tetap setia mendidik dengan hati, masa depan Indonesia akan selalu memiliki harapan yang terang.
WA : 085222370167
Posting Komentar untuk "Hardiknas 2025, 6 Amanat Penting, Energi Baru Pendidikan di Jawa Barat"