Mengelola Majalah Dinding Daring Pribadi dengan Media Tiktok
Apa kabar dengan majalah dinding sekolah Anda? Masih berfungsikah? Atau jangan-jangan, tempatnya pun, Anda sudah ragu, bahkan tidak tahu di mana keberadaanya. Apalagi setelah terjeda masa pandemic Covid-19. Kalau harus jujur, jangankan anak-anak Osis, guru pembimbing pun bisa jadi semakin tidak bergairah untuk mengurusnya. Saya pribadi, mengacungkan dua jempol bagi sekolah yang masih konsisten dalam mengelola majalah dinding sekolahnya. Terus terang, keberadaan majalah dinding sepertinya semakin ke sini, semakin tidak dilirik oleh sebagian besar siswa. Padahal fungsi majalah dinding sangat penting. Tidak saja untuk memajang hasil karya siswa, akan tetapi sebagai sarana informasi, hiburan, ajang silaturahmi lewat karya, mengembangkan kreativitas, menumbuhkan sikap kritis, dan tentu saja sebagai media komunikasi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan sekolah/penyelenggara.
Mading pada awalnya memiliki fungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa untuk mengembangkan ketrampilan menulis. Dengan berkembangnya zaman, dan mulai beralihnya dari luring ke daring, saya pikir, tidak ada ada salahnya mencoba mulai mengalihkan medianya, yang tadinya bersifat fisik, menjadi media online/ daring. Banyak aplikasi yang dapat dijadikan media untuk majalah dinding. Saya mencoba di dua aplikasi, yaitu Instagram dan Tiktok. Jadi saya memudahkan siswa yang tidak memiliki akun Tiktok, untuk memasukkannya ke akun Instagram kelas. Mengapa memilih Tiktok?
Saya termasuk pemerhati dan
pengguna aplikasi. Mulai dari Facebook, Instagram, Youtube, Tiktok.
Semua ada kekurangan dan kelebihannya. Dulu di tahun 2014-an, saya nyaman
dengan Instagram hingga pernah memiliki followers sebanyak 13.000, namun
karena adanya pelanggaran, akun saya yang erni_berkata sampai sekarang tidak
dapat dioperasikan lagi. Saya harus mulai lagi dari awal dengan akun baru, bernama
Erni Wardhani. Tidak apa-apa, semua ada risikonya. Facebook masih
bertahan sampai sekarang, walau isinya mulai tidak semenarik dahulu. Begitu pun
Youtube, setelah monetisasi, saya merasa mulai agak jarang lagi
memainkannya. Kemudian saya berkenalan dengan Tiktok. Ternyata setelah
mempelajari sistemnya, saya jadi sangat tertarik, karena dengan durasi yang
tidak begitu lama (15 detik hingga 3 menit, sekarang bisa sampai 10 menit),
semua orang dapat menjadi content creator seperti yang diinginkan.
Dengan Tiktok, sepertinya
saya menemukan dunia generasi Z yang mereka mau. Saya berpikir, mengapa tidak,
membuat sesuatu yang baru untuk mendukung pembelajaran sehingga siswa tidak
merasa bosan. Kebetulan, mapel yang saya pegang, sangat berpeluang untuk
dijadikan konten, melalui projek. Mereka sangat antusias, terbukti dari tugas yang diberikan, sangat cepat diterima.
Setiap tugas yang masuk, saya selalu menyempatkan untuk mengapresiasi. Saya
jadikan Tiktok sebagai majalah dinding online mapel, sembari mengarahkan
passion peserta didik yang tadinya memiliki akun Tiktok itu hanya
sebagai pengguna saja, akan tetapi sedikit demi sedikit, kita arahkan untuk
menjadi seorang kreator konten. Majalah dinding online pun, seketika
dapat tercipta dengan karya peserta didik. Lebih jauh, akun Tiktok kita dapat
menjadi portofolio jejak rekam mengajar kita secara digital.
IG : erni_berkata/ erniwardhani1
WA : 085222370167
youtube: Erni Wardhani
Posting Komentar untuk "Mengelola Majalah Dinding Daring Pribadi dengan Media Tiktok"